Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Memilih Penolong Persalinan
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Memilih Penolong Persalinan:
Pertolongan persalinan oleh non tenaga kesehatan atau dukun masih relatif tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh, persalinan oleh tenaga kesehatan di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah tahun 2009 sebanyak 72,6% dan oleh non tenaga kesehatan sebanyak 27,4%. Angka pencapaian tersebut lebih rendah dibandingkan dengan target persalinan Propinsi Lampung tahun 2009 sebesar 90% yang mencerminkan persalinan tidak aman yang dapat menyebabkan kematian ibu dan kematian perinatal. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah tingkat pengetahuan ibu, tingkat pendidikan ibu dan tingkat ekonomi keluarga. Sehingga dapat dirumuskan masalah faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan perilaku memilih penolong persalinan di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku memilih penolong persalinan di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010 dilihat dari faktor pengetahuan, pendidikan dan ekonomi.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan dari bulan Oktober 2009 sampai bulan September 2010 di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah yang berjumlah 121 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Notoatmodjo (2005) yaitu dengan metode simple random sampling sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 93 orang. Cara pengumpulan data dengan menggunakan angket dengan alat ukurnya adalah kuesioner dan analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi penolong persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 65,59%. Frekuensi tingkat pengetahuan ibu dalam kategori kurang sebesar 52,69%, frekuensi tingkat pendidikan ibu rata-rata berpendidikan rendah yaitu sebesar 79,6% dan frekuensi tingkat ekonomi keluarga sebagian besar berekonomi rendah yaitu sebesar 63,4%. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu (p-value = 0,043 dan OR = 2,77) dan tingkat ekonomi keluarga (p-value = 0,018 dan OR = 3,67) dengan perilaku memilih penolong persalinan. Hal ini menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan kurang mempunyai peluang untuk memilih penolong persalinan ke non tenaga kesehatan 2,77 kali dibandingkan ibu dengan pengetahuan baik dan ibu dengan tingkat ekonomi rendah mempunyai peluang memilih penolong persalinan ke non tenaga kesehatan 3,67 kali dibandingkan ibu dengan tingkat ekonomi tinggi. Sementara tingkat pendidikan tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan perilaku memilih penolong persalinan dengan nilai p-value = 0,100 (p>0.05).
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi keluarga dengan perilaku memilih penolong persalinan. Sementara tingkat pendidikan ibu tidak ada hubungan yang bermakna dengan perilaku memilih penolong persalinan. Untuk itu diharapkan upaya untuk meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat mengenai pemanfaatan tenaga kesehatan dalam menolong persalinan secara optimal. Selain itu guna meningkatkan taraf hidup masyarakat perlu diadakan kemitraan petani dengan perusahaan di sekitar wilayah setempat.
Kata kunci : Perilaku, Penolong Persalinan.
Daftar Bacaan : 21 ( 1994 – 2010 )
Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment