Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Gizi Yang Dibutuhkan Tubuh
ABSTRAK
Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah. Implikasi ekonomi yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam ratio ketergantungan usia lanjut.Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk usia lanjut. Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan yaitu : perubahan penampilan bagian wajah, tangan, dan kulit, perubahan bagian dalam tubuh seperti : sistem saraf, perubahan pancaindra, perubahan antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar ketrampilan baru.
Perubahan – perubahan tersebut pada umumnya mengarah kepada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga kepada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari – hari. Masalah umum yang dialami lanjut usia yang berhubungan dengan kesehatan fisik yaitu rentanya terhadap berbagai penyakit, karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar.
Berbagai penyakit yang berhubungan dengan ketuaan antara lain Diabetes Mellitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Reumatik dan Asma sehingga menyebabkan aktivitas bekerja terganggu. Penelitian ini bekerja untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Gizi Yang Dibutuhkan Tubuh. Penelitian ini berjenis deskriptif dimana dari 50 responden didapati 26 responden (52%) yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 responden (4%), yang berpengetahuan baik dan yang berpengetahuan cukup sebanyak 22 responden (44%).
Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Gizi
Daftar Pustaka : 12 Referensi (1997 – 2008)
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Pada tahun 1980 penduduk lanjut usia baru berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2 persen dari seluruh jumlah penduduk. Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orang atau 8,9 persen. Jumlah ini meningkat diseluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 persen dari seluruh jumlah penduduk. Dan diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Angka harapan hidup penduduk Indonesia berdasarkan data Biro Pusat Statistik pada tahun 1968 adalah 45,7 tahun. Pada tahun 1980 : 55,30 tahun, pada tahun 1985 : 58,19 tahun, pada tahun 1990 : 61,12 tahun, dan tahun 1995 : 60,05 tahun serta tahun 2000 : 64,05 tahun. (BDS. 2000)
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah. Implikasi ekonomi yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam ratio ketergantungan usia lanjut (old age ratio dependency). Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk usia lanjut.
Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan yaitu perubahan penampilan bagian wajah, tangan, dan kulit, perubahan bagian dalam tubuh seperti sistem saraf, perubahan panca indra, perubahan antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar keterampilan baru. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari.
Masalah umum yang dialami lanjut usia yang berhubungan dengan kesehatan fisik, yaitu rentannya terhadap berbagai penyakit, karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar. Menurut data SKRT ( Survey Kesehatan Rumah Tangga) masih tinggi. SKRT tahun 1980 menunjukkan angka kesakitan penduduk usia 55 tahun keatas 25,7 persen. Berdasarkan SKRT tahun 1986 angka kesakitan usia 55 tahun 15,1 %. Dalam Penelitian Propil Penduduk Lanjut Usia di Kodya Ujung Pandang ditemukan bahwa lanjut usia menderita
Berbagai penyakit yang berhubungan dengan ketuaan antara lain diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner, reumatik dan asma sehingga menyebabkan aktifitas bekerja terganggu. Tekanan darah tinggi adalah penyakit kronis yang banyak diderita lanjut usia, sehingga mereka tidak dapat melakukan aktifitas kehidupan sehari- hari. Jadi langkah yang tepat untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit pada lansia adalah dengan pemenuhan gizi yang memenuhi kebutuhan tubuh.
Kebutuhan gizi pada lanjut usia perlu dipenuhi secara adekuat untuk kelangsungan proses pergantian sel dalam tubuh, mengatasi proses menua, dan memperlambat terjadinya usia biologis kebutuhan kalori dasar akibat kegiatan fisik kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat. Kebutuhan kalori pada lanut usia untuk melebihi 1200 kalori. Sebaiknya disesuaikan malam kegiatannya. Kebutuhan protein normal usia lanjut adalah 1 gram / kg BB / hari.
Makanan yang mengandung lemak hewani harus dikurangi, misalnya daging sapi, daging kerbau, kuning telur, otak, dan lain- lain. Lanjut usia disarankan mengkonsumsi makanan tambahan yang banyak mengandung kalsium ( ca ) atau zat kapur, kebutuhan kalsium lanjut usia adalah 14,1 Mg / kg BB / hari.
Zat besi perlu diberikan untuk kelancaran pembentukan darah. Lanjut usia perlu diperhatikan berikan buah- buahan untuk mendapatkan vitamin, untuk menghindari konstipasi ( sembelit ). Pada lanjut usia perlu diberikan cukup makanan yang mengandung serat, misalnya beras tumbuk, akar – akar hijau, kacang – kacangan, buah-buahan, serta banyak minum ( 1500 – 2000 cc ) yang sekaligus berguna membantu kerja ginjal.
( Nugroho, 2008, hal 102 )
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang tingkat pengetahuan lansia tentang gizi yang dibutuhkan oleh tubuh di Desa ........ dusun II
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan permasalahan yang timbul adalah bagaimana pengetahuan lansia tentang gizi yang diperlukan oleh tubuh.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan lansia tentang gizi yang diperlukan oleh tubuh
1.3.2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan lansia terhadap yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia.
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan lansia terhadap zat gizi yang dibutuhkan
1.4. Manfaat Penelitian
1 Bagi Lansia
Yaitu dapat menambah pengetahuan dan menjadi acuan bagi lansia tentang pemenuhan gizi yang tepat.
2. Bagi peneliti
Yaitu dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti terutama tentang pemenuhan gizi yang tepat yang dibutuhkan lansia.
3. Bagi Instansi
Yaitu dapat dijadikan bahan acuan dan referensi di perpustakaan
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.32
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment